Oleh : Aulia Rahman, SH., CHt. (Pak Guru)
Disampaikan tanggal 24 Juni 2011 di Radio Carolina Am 1080 KHz
Sahabat Sukses, pada kesempatan ini kita mencoba membahas permasalahan besar di negara ini, yang dimana sampai saat ini seharusnya bisa kita jadikan sebagai dasar sistem budaya pemerintahan di negara yang diberikan nikmat gempah limpah lohjinawe. Sebuah kata Jujur, itulah yang seharusnya tetap menjadi pengangan negeri ini. Jujur adalah sebuah prilaku manusia yang mempunyai definisi transparan, tidak ada yang ditutupi sebagai penghilang sebuah tingkah laku atau alasan kita kepada orang lain. Sebagai orang tua kita harus selalu mengajarkan anak kita untuk tetap berbuat jujur. Mengajar anak jujur harus kita terapkan sejak dini, sehingga kelak ketika sang anak telah dewasa ia akan tetap ingat dengan apa yang telah kita ajarkan. Jadi apabila anak anda masih kecil banyak-banyaklah memberi mereka arahan dan perbuatan yang baik terutama pada karakter jujur.
Kebanyakan anak kecil itu tidak mau jujur akan kesalahan yang dilakukannya, karena mereka takut untuk mengakuinya. Mereka takut kalau orang tua mereka marah karena mereka melakukan suatu kesalahan. Ketika anaknya melakukan kesalahan, kebanyakan orang tua atau guru di sekolah akan langsung memarahi atau menghukum anak. Inilah yang salah, dari prilaku para orang tua, seharusnya kita memakluminya dan menasehatinya ataupun memberi tahu kalau hal tersebut tidaklah boleh dilakukan. Sehingga sang anak kedepannya anak tidak melakukan kesalahan yang sama dan anak juga tidak takut untuk mengatakan sebuah hal kejujur walau dia bersalah.
Kalau pun perilaku anak terlalu najal, sehingga kita harus terpaksa melakukan hukuman untuk mereka, maka kita harus mampu memilih hukuman anak yang baik. Apa yang dimaksud dengan hukuman anak yang baik? yaitu memberikan hukuman yang dimana hukuman itu tidak bersifat menghukum bagi mereka, contohnya memberikan projek atau tugas dengan membereskan kamar tidur mereka sendiri. Karena anak itu biasanya malas untuk membersihkan kamar tidur mereka, apalagi anak laki-laki akan lebih malas bila dibandingkan anak perempuan. Dengan membersihkan kamar mereka dapat belajar untuk menjaga kebersihan kamar tidur dan kamar mereka akan bersih oleh kerja keras mereka sendiri.
Tugas orang tua dan guru memanglah sangat susah apalagi yang berhubungan dengan anak. Kalau kita tidak bisa menikmati merawat, membesarkan dan mendidik anak kita, maka kita bisa menjadi orang yang temperamental. Sebagai orang tua yang baik kita harus selalu memberitahukan kepada anak kita kalau berbohong adalah dosa dan salah. Agar anak tidak mencoba-coba untuk berbohong. Kita juga harus memberi masukan-masukan yang baik untuk anak kita. Sehingga anak kita dapat berkembang menjadi pribadi yang baik.
Baik tidaknya seseorang anak sangat dipengaruhi oleh orang tua dan guru mereka, Jadi ketika mendidik anak kita harus menjadi pribadi yang baik. Pribadi yang baik Termasuk pribadi yang jujur. Seorang yang jujur akan lebih dihargai orang lain. Dimanapun dan kapanpun kalau orang itu jujur pasti akan sukses dan dihormati orang. Jadi tanamkanlah kejujuran pada anak sejak dini.
Berikut ini tips mengajarkan anak tentang benar dan salah, dengan tipikal pelanggaran yang sering dilakukan anak sehingga anak dapat berprilaku jujur :
Ketika Kelas Gaduh
Ada sebuah cerita kasus tentang kegaduhan kelas 1 (satu), Sigit dan Difo yang usianya selisih satu tahun, Sigit yang usianya lebih tua sedang asyik bermain bangku deret tengah bersama teman lainnya. Lalu tiba-tiba Difo datang dengan agak kebingungan ingin bermain apa?? Ketika melihat Sigit asyik bermain dengan teman lainnya, Difo berusaha untuk ikut main dengan mereka, lalu Difo mendekati Sigit berkata ‘’ Awas sana jangan ganggu mainan aku.‘’ tapi Difo tak menghiraukan lalu Sigit marah dan mengambil mainannya, seketika itu Difo memukul wajah Sigit, sontak Sigit menjerit kesakitan. Mendengar suara gaduh diruang kelas, Bu guru baru datang dari kamar kecil mendadak kaget dan bertanya ‘’ ada apa ini?? ‘’ lalu Sigit menjawab ‘’Difo memukul muka ku Bu!‘’ dengan begitu Difo langsung menjawab ‘’tidak Bu guru aku tidak mukul Sigit.
Hal seperti inilah yang sering kita temukan dalam sekolah bahkan di rumah kita, kebohongan terhadap suatu sikap tak terpuji bisa menimbulkan kemarahan, selain sikap menyakiti. Tapi, tidak ada guananya guru atau orang tua lalu ‘marah meledak-ledak’. Hingga hilangnya kontrol diri. Dalam suasana panas, cobalah untuk menutupi kegaduhan yang terjadi. Namun yang harus kita lakukan yaitu hindari mengajukan pertanyaan langsung tetang kejujuran terhadap anak, seperti, “Bisakah kamu mengatakan bahwa kamu tidak berbuat ini?” Hal ini justru akan membuat dia menggali lubang semakin dalam untuk menyembunyikan kesalahan dirinya. Begitu menurut Michael Riera, Ph.D., co-author dari Right From Wrong: Instilling a Sense of Integrity in Your Child.
Bagaimana kalau kita coba dengan berkata ‘’Apa yang dikatakan Sigit mungkin benar, “Bu guru bisa lihat kalau kalian berdua lagi kesal. Ada yang ingin kalian katakan pada Bu guru?” Nah, kalau ternyata Difo bersih keras pada ceritanya, Anda mungkin bisa coba memberikan sedikit pancingan: “Kamu yakin? Kelihatannya kamu agak bagaimana ketika berkata tidak memukul Sigit keBu guru. Ibu tahu orang kadang berbuat salah, apalagi kalau mereka sedang amrah. Tapi, bicara yang sebenarnya itu sangat penting, bahkan ketika kamu berbuat salah sekalipun”. Setelah yakin tak ada yang terluka serius, kita usahakan duduk bersama mereka dan menanyakan ada apa sebenarnya dengan lembut berikan nada dan prilaku kasih sayang pada mereka sehingga mereka mau jujur dan masalah terselesaikan dengan demikian kita dapat mengajarkan kejujuran dan pendidikan karakter pada anak.
Suka Berkata menyakitkan.
Bagaimana kalau kita dihadapkan dengan anak yang suka mengatai, contoh “Dasar Orang Gila!”. Anak kecil punya perasaan yang peka, tapi kosa katanya masih terbatas. Sehingga kemampuan mereka mengekspresikan emosi masih terbatas. Akibatanya kata-kata mereka sering terdengar kasar. Anak kecil sering kali melakukan hal yang diluar dugaan ketika mereka marah tapi hal itu mudah kita tebak karena yang dilakukan oleh anak kecil ketika marah akan mengulang apa yang pernah mereka lakukan sebelumnya, contoh anak kita sering kali mengucapkan kata kasar ketika mereka marah, padahal mereka belum mengetahui apa arti sesungguhnya, mereka dapat berkata begitu karena sering mendengar kata-kata tersebut setiap hari, maka yang harus kita lakukan yaitu mendengarkan kepada mereka hal-hal yang baik, bagaimana bila sudah terlanjur maka kita harus menjelaskan makna kata itu dan diakhiri pertanyaan, ‘’kamu mau gak dikatakan begitu?.‘’ jadi mama harap anak mama yang pinter tidak mengulanginya.
Hobby Melanggar Peraturan.
Di rumah kita pasti punya aturan yang mengatur perilaku anak kita agar dapat terkontrol, contoh sebut saja sehabis shalat magrib mereka harus mengaji atau belajar, tidak boleh langsung nonton tv, suatu ketika anak kita tidak mau belajar tapi sehabis shalat magrib anak kita langsung nonton tv dikarenakan kita tidak ada dirumah. Lalu kita dapat laporan dari bibi pembantu kalau tadi anak kita tidak mau belajar tau mengaji alias melanggar peraturan. Sebenarnya aturan tersebut juga bukan sebuah kesalahan yang besar namun bias fatal bila anak kita tidak kita arahkan, mengapa mereka haru mengaji dan belajar setelah shalat magrib? Kita harus dapat menjelaskan kepada mereka. Coba kita ajak duduk santai ketika mereka senggang dan mulailah bertanya tentang yang mereka suka contoh bagaimana kegitan sekolah kamu? Setelah mereka asyik menjelaskan jawbanya coba kita masuki perlahan dengan kalimat kiasan, ‘’mama bingung, kemarin kok ada tv nyala ya.. pada waktu habis shalat magrib? Padahal dirumah ini kalau habis magrib biasanya mengaji atau belajar, adek tau gak siapa yang nyalain tv?‘’ Dengan begitu kita dapat mengorek info dari anak kita kenapa dia melanggar aturan yang ada, disitu juga kita dapat mengetahu tingkat kebohongan anak kita.
Setelah kita dapat mengajarkan kejujuran pada anak kita, lakukan pengamatan. Hal ini sangat mudah kejujuran dapat menimbulkan efek positif terhadap orang yang melakukannya, ketika anak kita sudah jujur maka semua tingkah laku anak kita tidak akan mengkhawatirkan dirinya maupun orang lain, namun bagaimana bila dengan jujur lalu dia menjadi orang yang dibenci orang banyak, hal itu bisa terjadi namun biarkan saja semua hal yang baik dan buruk akan ada proses pematangannya bila hal positif proses pematangannya adalah hal yang menyakitkan bersifat tidak enak, sebaliknya bila sikap negative pemtangannya sangat menyenangkan membuat orang semakin terbang tinggi keawan (lupa segalanya).
Semoga dapat bermanfaat, apa yang telah dijelaskan, semoga Allah memberikan kemudahan kita dalam mendidik putra-putri kita. Amiin
Serta dukung artikel ini dengan memberikan komentar membangun dalam ajang Muhammadiyah Education Award (ME-Award) 2012. Terima kasih atas dukungan dan doanya. Salam sukse Aulia Rahman Pak Guru
Bung Aulia, Kenapa kita harus menuntut anak kita itu baik, jujur, selalu patuh, dan sebagainya. Tapi hasilnya seringkali nihil, menurut hemat saya, mereka butuh keteladanan.
BalasHapusGus Anjaya, terima kasih atas komentarnya.
BalasHapusKejujuran, kebaikan sebaiknya tidak dituntutkan pada anak kita, namun kejujuran dan kebaikan itu seharusnya dibiasakan pada anak sejak dini, maka dari pada itu melalui blog ini saya mengkampanyekan tentang pendidikan orangtua (Parenting Edukasi) dan artikel ini saya coba untuk ikut sertakan dalam ajang Muhammadiyah Education Award 2012 agar semua orang dari belahan manapun mau dan mampu menjadi orangtua terbaik bagi putra-putrinya. terima kasih komentarnya dan mohon doa dan dukungannya.
Untuk menanamkan nilai kejujuran pada diri seseorang tidak lah mudah...maka sejak mereka kecil harus di tanamkan nilai kejujuran tersebut, akan tetapi untuk mengajarkan hal tersebut kita harus mengerti terlebih dahulu arti kejujuran itu dan kita harus bertanya pada diri kita sendiri apakah kita sudah "JUJUR"....
BalasHapusDi dalam artikel ini kita sudah mendapat penjelasan dan beberapa tips dari sdr. Aulia tetapi apalah artinya kalau tips tersebut tidak di aplikasi kan juga. Saya sangat mendukung apabila banyak orang jujur di negeri kita tercinta ini, apalagi pada saat ini orang yang jujur sangat susah di temukan lagi. Banyak orang yang pintar bicara, santun tata kata dan perilakunya akan tetapi apa yang dikatakan dan yang dilakukannya tersebut tidaklah jujur.
semoga artikel ini dapat menjadi informasi yang berguna bagi orang tua dan guru sebagai pengganti orang tua di sekolah.
jujur ada karena terbiasa jujur, jadi kalo dalam keseharian role model yang anak lihat adalah prilaku tidak jujur, jangan salahkan anak jika anak tersebut menganggap bahwa ketidak jujuran itu boleh & menjadi biasa saja, so...saya setuju banget sama bung jaya, keteladanan itu yang urgent untuk dilakukan, dibiasakan & menjadi karakter :-)
BalasHapusThe good article.
BalasHapusGo go go Mr. Aulia
Saya dukung artikel ini Pak Aulia. Tentang Membangun kejujuran atau sifat2 unggul yang lain di sekolah, menurut saya tidak bisa lepas dari 4 hal
BalasHapusmengingatkan, menyampaikan, memberi teladan, dan menarapkan sistem
berhasil atau tidaknya, wallohu a'lam :)
Salam,
Semoga sikap jujur ini tidak hanya sebatas konsep belaka, namun dijadikan sebagai sifat yang harus dipupuk dan diterapkan dan karakter sebuah bangsa akan terbangun dari akhlak insan di dalamnya ... Sukses untuk antum, Pak .... dan semoga antum mampu menginspirasi generasi bangsa
BalasHapusBangun karakter Jujur di Sekolah
BalasHapusJujur mahal harganya. lebih mahal dari sekedar spanduk "Alhamdulillah siswa SMP Muhammadiyah 9 lulus 100%".
Saya dukung pak aul, memang benar qta harus mengajarkan kejujuran tapi jauh lebih baik jika qt mulai dari diri sendiri...
BalasHapusOrang tua n Guru harus bisa jd keteladanan tp juga HARUS mau dikritik oleh anak didiknya jika memang melakukan kesalahan. OK????
Sahabat Aulia terima kasih atas komentar dan dukungannya. semoga kita semua dapat menjalankan amanah kita sebagai orangtua dan pendidik, gabung terus dan dukung kami untuk mengkampanyekan parenting di Negeri ini. Amiin
BalasHapusRasyad (bandung). Pak aulia ane mau tanya, dari komentar teman2 pak aulia, saya menangkap hal u/menanyakan kmbali pada pak aulia apakah dari pak aulia sendiri sudah bisa menjalankan karakter jujur itu sendiri. Ini juga saya tawarkan pada pak. Anjaya, pak yanuwar, pak vita dan bu devi dg pertanyaan yang sama.
BalasHapusStuju Bos AUL....Deera gombalisasi ini para orang tua cenderung antusias dengan menyibukkan anaknya untuk prifat materi UNAS, disekolahpun juga demikian..lagi2 materi UNAS yang dinomor satukan apapun usahanya akan ditempuh untuk mendapatkan nilai UNAS yg memuaskan....padahal pendidik sejati ( para orang tua dan guru )adalah orang yang mampu membuat anak menjadi mengerti dan mau berfikir.
BalasHapusExample : ketika anak kita mendapat pelajaran IPS tentang Bencana Alam Akibat Ulah Manusia jika mereka mengerti dan mau berfikir mereka tidak akan buang sampah sembarangan dan jika mereka sudah dewasa mereka tidak akan melakukan Ilegall Logging/menggunakan sumber daya alam tanpa merusak ekosistem....jadi anak yang pandai bukan anak yang hafal dengan materi yg diberikan ( yg saat ini lebih dihargai oleh bangsa kita) ...bukankah anak yg pandai adalah anak yg mau mengerti dan berfikir???????
Rita mengatakan ....
BalasHapusBosz Aul atau Aulia Rahman Pak Guru adalah the best teacher dari SMP Muhammadiyah 9 MeSRA Surabaya, yang saya tahu saat ini sedang mengkampanyekan Parenting dan hypnoterapi bersama Sang Istri Bu Wardah Biotik, dalam tulisan ini saya merekomendasi semua orangtua dan guru wajib membacanya dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari bersama buah hatinya. semangat cayooo bosz aul, PASTI MENANG.... (Ojo lali bancakanne)
setuju banget ..
BalasHapussemua ini hanya masalah kebiasaan, mungkin sering anak berbohong karena takut akan hal buruk yg akan terjadi jika ia berkata jujur ..
sebagai orang tua memang sudah seharusny pandai-pandai mengambil sikap ..
:)
sadar akan modalitas anak.....great job
BalasHapuswww.dapurcurhat.com
Bagus....mungkin ini dari reset yang berulang-ulang, karena beliau adalah guru. Mantaab.
BalasHapusJujur Adalah Salah Satu Hal Dari Karakter Building Yang Sedang Dibangun Oleh Kita Bersama-sama Baik Sebagai Orang Tua Maupun Guru.....Semoga Jujur Akan Selalu Ada Disetiap Hati Kita Semua....
BalasHapusJujur adalah salah satu karakter dasar manusia yang seharusnya sudah ada pada setiap manusia, hanya saja aktualisasinya tergantung pendidikan moral dalam keluarga. Pendidikan utama dan pertama adalah dalam keluarga, oleh karenanya tidak usah muluk-muluk bila kita ingin anak kita kental karakter jujurnya maka menengiklah pada diri kita sendiri, sudahkah kita memberi contoh itu kepada anak-anak kita, tidak hanya di rumah tetapi dalam setiap helaan nafas kita....insyaallah anak-anak kita pasti akan merasakan kejujuran dan akan melakukannya.
BalasHapus