Minggu, 25 September 2011

Bunga Mawar Dari Anak Yatim


Oleh : Aulia Rahman, SH (Pak Guru)

‘’ Sebuah kisah nyata yang terilhami dari perjalanan cinta sepasang anak manusia yang berusaha menyatukan cinta untuk meraih ridho Allah Swt. ‘’
Perjalanan cinta memang indah bagi sebagian pemuja cinta, pahit, getir dan manis merupakan sensasi cinta bagi mereka. Begitu pula bagiku belajar mengarungi hidup dengan cinta mulai sejak duduk dibangku akhir SMA, kata orang masih cinta monyet tapi bagiku tidak karena masa cinta monyet itu sudah aku lalui saat aku ada dibangku SMP.
Kalau boleh dibilang, kata temanku. aku melewati waktu dalam hidupku lebih cepat tiga tahun dari seharusnya, dalam mengenal sosok wanita aku tidak pernah main-main dalam memastikan jati dirinya, dibangku SMA aku pernah terpikir untuk segera menikah setelah lulus sekolah, hal itu aku pilih karena menikah muda dapat mengurangi resiko maksiat yang aku lakukan, belum lagi jaman sekarang melihat pergaulan anak muda sekarang sangat menggoda nafsu kaum lelaki.
Tapi cintaku di SMA tidak berjalan mulus, aku pernah menjalin cinta dengan salah satu siswi SMA swasta favorit di kawasan tengah kota, tapi hal itu tidak membuatku depresi, walau aku sudah menanamkan rasa cinta yang begitu dalam padanya, memang ada rasa sedih dan kecewa yang kurasakan. Berjalan waktu membuatku tidak terasa kini sudah menjadi mahasiswa salah satu universitas swasta di kawasan pintu gerbang kota Surabaya, berharap bisa mengenal gadis kampus yang katanya cantik-cantik, eeh... malah harapan itu tidak kunjung datang, kesibukanku mencari nafkah mengalihkan niatku mencari gadis kampus yang katanya cantik-cantik itu.
Tanpa disangka Allah menyiapkan cerita lain untuk kehidupan cintaku, Allah mengirimkan seorang gadis SMK swasta yang masih duduk di bangku kelas 3 (tiga) untuk mengisi hatiku, pertama kenal aku langsung bertemu keluarganya, kalau dari penerimaannya, keluarganya baik malah aku bilang sangat baik. Dari respon positif yang diberikan oleh bapak dan ibu gadis itu aku berusaha untuk memastikan kelangsungan hubunganku dengannya, Alhadulillah... sambutan positif yang aku terima dan berjalanlah perjalanan cintaku dengannya selama tiga tahun.
Diakhir perjalanan tiga tahun itu ada hal yang kurasakan begitu menyakitkan, kejadian itu datang ketika aku ingin menghalalkan hubungan dengan gadis SMK ini, berawal dari penundaan lamaran karena bapakku jatuh sakit selama tiga bulan, tapi aku masih berpikiran positif karena penyakit bapakku membutuhkan dana yang tidak sedikit untuk menyembuhkannya. Setelah aku melakukan perawatan dan proses berobat untuk bapak, aku kira bapak dapat sembuh, namun Allah berkata lain, bapakku ternyata lebih awal dijemput keharibaanNya di bulan Desember tepatnya tahun 2008.

Lalu tanpa didampingi bapak aku berusaha untuk merajut hubungan itu agar segera halal dengan gadis SMK itu yang kini duduk dibangku kuliah semester tiga itu, tapi lagi-lagi Allah berkata lain, kami harus dipisahkan oleh orangtuanya bahkan dengan segala cara agar kami dapat berpisah, tapi dengan kekuatan cinta dan kepercayaan kami berusaha untuk tetap mempertahankan dengan segala cara kami, tidak hanya itu kami juga berusaha membangun banteng pertahanan agar kami tetap direstui, tapi usaha kami hanya bertahan tiga bulan dan akhirnya kitapun dipisahkan.
Yaah... itulah sebuah perjuangan cinta yang ingin kami ukir dalam ridho Allah swt, namun Allah Swt berkehendak lain, hati ini bingung, gundah dan tiap hari rasanya ingin selalu marah. Sampai suatu saat aku temukan seorang ustadz yang sebenarnya bagiku beliau tidak ada apa-apanya dari pada ustadz lain. Tapi entah mengapa Allah selalu berusaha untuk mendekatkan diriku kepada beliau, padahal aku mempunyai pikiran ustadz ini tidak ada bedanya dengan ustadz-ustadz aneh yang sering aku temui.
Diberilah tausyiah aku oleh ustadz itu agar aku memilih wanita seperti apa yang di perintahkan Rasul Muhammad Saw, lalu aku bertanya ‘’ Apa itu perintahnya ustadz?? ‘’ carilah jodohmu itu karena Wajahnya (fisik), karena Hartanya (pekerjaannya Halal), Keturunannya (keturunan ahli ibadah) dan yang utama adalah Agamanya (apakah dia ahli Ibadah). Perkataan itu yang akhirnya aku jadikan landasan untuk mencari pendamping hidupku.
Untuk mengisi hari-hariku yang sedang sedih karena kekecewaan yang sangat besar karena kisah percintaanku akhirnya aku mencoba mencari dan mengikuti kajian-kajian agar hatiku damai, dan akhirnya aku mendapat kesimpulan dari beberapa kajian yang aku ikuti ternyata hidup bercinta itu akan indah bila kita sudah melalui peristiwa penghalalan dalam islam yakni pernikahan, dari ilmu yang aku dapatkan itu akhirnya tiap kali shalat aku berdoa ‘’ Yaa  Rabb... berikanlah hambaMu ini jodoh pendamping hidup yang mampu menemani hamba selama hidup dan memberi ketenangan hati serta mampu menjadi pengingat dikala hamba lalai.‘’
Mungkin Allah dengan sifat maha Rahman dan RahimNya mendengar doaku tak lama dari kegalauan hati itu tak lebih dari satu tahun Allah mempertemukan kami dalam keadaan yang tidak kami duga dalam ajang olahraga persahabatan antara Kedutaan Besar Inggris dengan Indonesia yang dimana tempat kami bekerja menjadi pesertanya, aku dan dia bukan dalam satu instansi pendidikan (sekolah) bahkan bukan dalam satu bidang study yang kami ajarkan kesiswa, aku mengajar mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan dia mengajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Jangan salah persepsi bahkan kami di ajang itu tepatnya di bogor, kami malah tidak saling mengenal satu sama lain, lalu Allah mempertemukan kami kembali dalam satu ajang berbeda tapi untuk kali ini Allah yang diciptakan skenario berbeda lagi untuk kami, kami dipertemukan dalam pertemuan guru TIK. Aneh yaa... padahal sebelumnya dia mengajar IPA tapi sekarang mengajar TIK, yaa itulah Allah Rabb segala alam semesta yang mampu melakukan apa saja dengan kun fayakunNya.
Setelah pertemuan itu berlangsung tiga bulan kemudian kami dipertemukan kembali oleh Allah melalui jejaring sosial, dari jejaring itu aku mengetahui siapa dirinya dan akhirnya aku dapatkan kesempatan untuk mengutarakan niat suciku, tapi sayangnya tidak berjalan lancar seperti biasanya ketika aku ungkapkan ke gadis sebelumnya, lalu aku bertanya dalam hati, apakah ini rasanya kalau mengutarakan kepada orang dewasa yang penuh pertimbangan tidak seperti kepada anak sekolah yang masih penasaran dengan kata cinta??
Namun itu tidak membuatku mundur, maju terus pantang mundur itu yang aku terus lakukan, oyaa... pembaca pasti bertanya siapa namanya?? Heem... aku memang belum menyebutkan namanya, karena nama itu mengandung makna yang indah, dulu pernah aku temui dikala aku masih SMP nama seperti itu, waktu aku SMP ada gadis cantik, shaleha yang bernama sama dengannya dan waktu itu aku sangat mengagumi keindahan arti namanya, nama itu adalah Wardah yang berarti bunga mawar, dan kini dengan orang yang berbeda aku temukan bunga mawar yang sama, lebih tepatnya nama bunga mawar itu Wardatul Ummah bila aku tafsirkan artinya bunga mawar pemberian ibu, semoga bunga yang diberikan oleh ibu itu ditujukan kepadaku.
Subhanallah.... Wardah, yaa itu panggilan akrabnya. Orangnya cantik, putih, penuh misteri dan taat beribadah. aku mencoba terus untuk mendekatinya melalui mulai dari menelepon, chatting melalui jejaring sosial dan akhirnya sampai kita dapat bertemu di tempat makan untuk mulai berbicara tentang keseriusan kita, dengan modal bismillahirrahmanirrahim aku beranikan untuk membuat janji kepadanya untuk berkunjung kerumahnya, tapi sayang rumahnya jauh ternyata Wardah berasal dari pulau Madura tepatnya kota Pamekasan.
Tapi aku tidak putus harapan karena dia mau berjanji mencoba untuk menghubungi keluarganya, karena dia yatim dan anak lima dari lima bersaudara maka dia berusaha menghubungi kakak-kakaknya untuk meminta pertimbangan sebelum aku main kerumahnya dan akhirnya di masa liburan sekolah keinginanku itu terwujud, aku dikenalkan kepada kakak-kakaknya yang telah tinggal berpisah dari orangtua mereka, yaa... bisa dibilang sekalian rekreasi ke pulau Madura karena hampir disetiap kota di madura ada saudaranya. Di dalam perjalanan mengenal keluarga Wardah aku dikejutkan dengan perkataan salah satu kakaknya yang mengatakan, ‘’Wardah di Madura banyak sekali yang melamar tapi dianya tidak mau jadi keluarga bingung kalau ada yang punya niatan melamar, jadi kalau adik serius dengan Wardah kami tunggu kedatangan keluarga adik, karena baru adik yang dikenalkan kepada kami (keluarga) dengan wajah bahagia.‘’
Mendengar kata perpisahan dari kakak Wardah yang mengantarkan kami menuju bus ke Surabaya, akhirnya aku semakin bulat untuk segera melamarnya, niatan itu akhirnya aku sampaikan kepada mami dan ustadz. Tanpa berpikir aneh-aneh mulai hari itu aku berusaha mengumpulkan beberapa ribu rupiah untuk menyiapkan keperluan lamaran, padahal disisi lain aku juga sedang menyelesaikan proses pengerjaan skripsiku karena masa kuliahku sudah menginjak tahun kelima, aku juga tidak ingin kehilangan momen wisudaku sebagai sarjana hukum.
Karena dari awal aku landasi dengan kata bismillahirrahmanirrahim aku berusaha untuk tetap tawakal (berserah diri pada Allah), akhirnya proses itu berjalan lancar dan di tetapkanlah 26 September 2010 sebagai hari kebagiaan kami berdua. Bunga mawar yang aku rindukan itu, kini menjadi bunga mawar menghias hatiku, mengarungi hidup dengan harapan menjadi keluarga Sakinah, Mawaddah Wa Rahmah.
Kehidupan keluarga kami berjalan harmonis, semua itu tak lepas dari doa dan restu yang pembaca berikan kepada kami, sehingga tepat di pertengahan bulan Syaban 1432 Hijriyah kami berdua dikaruniai seorang jagoan kami pada tanggal 16 Juli 2011 di RSU Dr. Soetomo Surabaya, yang kami beri nama Adlan Aulia Sya’bana Arrasyad yang berarti Keadilan yang benar dari orang suci dibulan sya’ban, semoga nama itu menjadi doa kami berdua untuk masa depan Adlan, Amiin.
Tepat menjelang satu tahun hari pernikahan kami, mawar itu kembali mengingatkan aku akan keindahannya, Bunga Mawar yang indah itu telah menjadi penghias hatiku memberi wangi disetiap hariku dan menenteramkan kegundaan hatiku, tanpa disengaja kejadian itu direfleksikan oleh anak-anak yatim di asrama haji yang kami kunjungi, mereka memberikan bunga mawar indah itu kepadaku, tak tahu kenapa tiba-tiba pecah tangis haru tidak dapat aku bendung, cucuran air mata dan suara tangis terseduh muncul dari diriku, mengingat masa perkenalanku dengan Wardah yang aku ibaratkan sebagai bunga mawar yang diberikan  oleh anak yatim yang harus aku jaga dan aku rawat seumur hidupku.
Pahit, manis, asam, asin perjalanan hidup pernikahan ini semoga dapat kita lalui bersama dengan penuh makna dan diberikan keridhoan Allah Swt hingga ujung umur kita berdua, jadilah penghias, penyejuk dan pengingat hatiku dikala kegundaan ini mendatangi diriku, serta jadilah mama dari generasi Islami yang lahir dari buah cinta kita. Hanya doa ini yang selalu aku panjatkan ‘’ Yaa... Rabb, Jadikanlah Adlan menjadi anak yang shaleh, Berikanlah hamba dan Wardah kemudahan menjadi keluarga Sakinah, Mawaddah Wa Rahmah, serta berikanlah kami kemudahan mendidik putra-putri kami sampai akhir hayat kami...Amiin.‘’
Semoga doa yang selalu aku panjatkan ini diijabah oleh Allah dan kita dijadikan keluarga yang Sakinah, Mawaddah Wa Rahmah. Amiin, Selamat hari jadi Pernikahan Pertama kita sayang, mungkin sementara hanya ini kado spesial yang dapat aku berikan padamu, tulisan pendek kisah kita dan semoga kita selalu saling mengisi kekurangan kita serta menjadi penyemangat hidup kita. Amiin. I Love U Wardah.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih atas kunjungan dan Komentar Anda.

Kunjungi pula :
Fan Page : www.facebook.com/auliarahmanpakguru
Twitter : @auliapakguru