Minggu, 11 September 2011

Makna MAAF IDUL FITRI Pada Anak Kita


Oleh : Aulia Rahman, SH (Pak Guru)
Disampaikan tanggal 16 September 2011 di Radio Carolina AM 1080 KHz

Puasa ramadhan adalah sebuah waktu bagi umat muslim untuk memperbaiki keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT, hal itu diyakini dan dimanfaatkan oleh semua umat islam yang bertaqwa untuk mendekatkan diri serta memperbaiki keimanan dan ketaqwaannya selama satu bulan penuh, dengan menahan segala nafsu yang negatif dari dalam dirinya sehingga setiap insan menjadi manusia yang benar-benar bertaqwa pada Allah, maka sebagai konsekuensi kesempurnaannya sebagai manusia yang bertaqwa, umat muslim merayakannya dengan melakukan perayaan hari raya pada tanggal 1 syawal setelah ramadhan yang sering kita kenal dengan hari raya idul fitri dengan melakukan shalat ied dan dilanjutkan dengan saling berjabat tangan serta saling memaafkan.
Idul fitri dari makna bahasa adalah kembali kefitrah (kembali suci), setelah satu tahun berjalan menjalankan tugas sebagai manusia dan melalui proses diklat dalam bulan ramadhan, inti kemenangan itu adalah proses kita maaf memaafkan, banyak kasus yang terjadi di masyarakat, para orangtua dalam proses pendidikan spiritual atau agama sering sekali salah kaprah, sebuah contoh dalam sebuah keluarga orangtua kurang menanamkan contoh bagaimana ibadah di bulan ramadhan sebenarnya, banyak terjadi diminggu-minggu awal ramadhan masjid full dengan jama’ah shalat tarawih, namun setelah minggu-minggu akhir masjid sepi dengan jama’ah shalat tarawihnya.
Padahal Rasulullah menganjurkan di minggu atau di sepuluh hari terakhir kita diupayakan untuk meningkatkan ibadah di bulan ramadhan, naah... di masyarakat justru kebalikannya. Pertanyaannya apakah kita sudah mengajarkan perintah rasul kepada anak kita?? atau malah kita mengajari anak kita dengan sikap gaya hedonisme dengan membeli baju baru untuk digunakan pada saat hari raya idul fitri dengan meninggalkan segala ibadah yang dianjurkan oleh Rasulullah.
Lalu bagaimana seharusnya, kalau mengingat kembali ditahun 90an ada lagu anak-anak yang dinyanyikan Dea Ananda mungkin itu dapat menjadi sebuah cara kita untuk mengingat dan menyampaikan keanak kita agar dapat terus menjalankan ibadah dan tidak menomor satukan belanja membeli baju untuk keperluan idul fitri, coba kita cermati syairnya ‘’Baju baru alhamdulillah, ‘tuk dipakai dihari raya. Tak adapun tak apa-apa masih ada baju yang lama.‘’ naah itu poin pertama dari kita merefleksi kegiatan hari raya idul fitri kita yang lalu.
Yang kedua proses memaafkan adalah point utama kita dalam merayakan hari raya idul fitri, dalam kebiasaan yang ada dimasyarakat kita lupa untuk mengajarkan anak kita meminta maaf dan saling memaafkan, tapi yang terjadi kita yang saling meminta maaf dan memaafkan dengan teman, sahabat dan saudara yang kita temui sendiri, sebenarnya moment tersebut sangatlah berharga bagi kita, bila kita sadar dalam melakukan pendidikan untuk anak diluar sekolah.
Tapi itu bukanlah sebuah penyesalan bagi kita orangtua yang kemarin pada hari ‘’H‘’ hari raya tidak mengajarkan anak kita hal seperti diatas, mari kita belajar dan memahamkan dari sekarang mengingat maaf-memaafkan tidak hanya terjadi di bulan syawal namun disetiap saat ada kejadian yang kurang menyenangkan maka kita hendaklah saling maaf memaafkan, mari kita lakukan bersama :

Pertama : Hubungan Baik
Dalam pertemanan maupun persaudaraan kunci utamanya adalah hubungan baik antara kita dengan teman atau saudara kita, jadi kita harus mengajarkan kepada anak kita untuk melakukan hubungan baik dengan temannya. contoh : bila dalam bermain anak kita terlibat perkelahian dengan teman, anggap saja berebut  mainan janganlah kita memarahi anak kita atau malah memarahi teman anak kita, tapi jadikan diri kita sebagai penengah dan berikan pemahaman kalau bermain tidak boleh bertengkar, bila mainannya cuma satu maka mainnya bergantian jangan berebut, nah ucapan seperti itu secara langsung akan menumbuhkan rasa hubungan baik antara anak kita dengan temannya.
KeDua : Komunikasi
Menjaga komunikasi di jaman sekarang sangatlah mudah tapi niat untuk menjalin komunikasi itu yang sangat berat, contoh mudah apa bila kita tidak dapat menemui langsung saudara atau teman akrab kita untuk meminta maaf kita juga dapat mengajarkan keanak kita cara komunikasi bila terhalang dengan jarak atau waktu, kita dapat menggunakan layanan telepon, sms atau yang sedang nge-trend saat ini adalah penggunaan jejaring social. Ini juga salah satu langkah kita mengenalkan proses maaf memaafkan.
KeTiga : Tutur Kata
Bila kita sudah mengajarkan anak kita cara menjalin hubungan baik dan berkomunikasi dengan teman anak kita, maka langkah selanjutnya yaitu mengajarkan tutur kata yang santun kepada teman sebayanya bahkan kepada orang yang dianggap lebih tua, mengapa?? Naah... hal ini yang sering tertinggal dalam proses pendidikan anak kita dirumah, untuk masyarakat perkotaan bahasa ibu yang halus atau krama sudah jarang bahkan langkah sekali di ucapkan oleh anak-anak.
KeEmpat : Toleransi
Toleransi atau menghargai, itu adalah sikap yang harus kita tanamkan kepada anak kita, dalam moment idul fitri yang intinya maaf memaafkan kita hendaknya saling memaafkan semua kesalahan yang dilakukan oleh teman, sahabat maupun saudara kita yang seiman dan yang tak seiman, jadi bila anak kita mempunyai teman yang tak seiman dengan kita maka kita juga ajarkan keanak kita untuk menyampaikan permintaan maaf kita kepadanya sebagai antar umat beragama dalam Islam kita kenal dengan sebutan hubungan antar manusia.
KeLima : Mendoakan
Dalam merayakan hari raya idul fitri yang identik dengan kemenangan maka kita hendaknya juga mengajarkan kepada anak kita untuk saling mendoakan, dalam tuntunan Rasulullah ketika kita berjabat tangan untuk meminta maaf kita dianjurkan mendoakan dengan kata-kata ‘’Taqoballahu Minna Wa Minkum‘’ yang artinya Semoga Allah menerima seluruh amal ibadah selama ramadhan kami dan kalian, ada juga yang mengucapkan ‘’Minal Aidzin Wal Faidzin‘’ yang artinya Somoga Allah mengembalikan kita menjadi makhluk yang suci. Kebiasaan mendoakan inilah yang nanti menjadi poin penting bagi anak kita.
Langkah-langkah diatas adalah beberapa cara kita untuk mendidik anak kita agar mereka mengetahui bagaimana sesungguhnya merayakan hari raya idul fitri, namun bagaimana bila anak kita tidak mau memaafkan kesalahan orang lain kepadanya.
Anak tidak mau memaafkan.
Bila anak kita tidak mau memaafkan kesalahan orang lain maka kita sebagai orangtua harus tahu bagaimana cara mencari permasalahannya dan mampu merayu anak kita. contoh bila anak kita dimarahi Om atau Tantenya karena mengotori rumah, sehingga anak kita tidak mau lagi ketemu Om atau Tantenya, maka kita sebagai orangtua harus bisa menjelaskan kalau dirumah kita tidak boleh kotor, ‘’ Om marah kalau adik/kakak kotor-kotor dirumah.‘’ seperti itulah yang biasanya terjadi tapi hal ini harus kita jelaskan dan jangan pernah didiamkan karena akan menjadi kebiasaan dikeesokan harinya.
Semoga info parenting ini dapat membantu anda sekalian dalam mendidik putra-putri tercinta di rumah, untuk mendapat info parenting lainnya anda dapat membuka di www.wonderfulsuccessmotivator.blogspot.com atau konsultasi lewat sms gratis di 089 8373 8373, semua kebenaran milik Allah dan semoga kita dapat mempelajari dari kebenaran-kebenaranNya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih atas kunjungan dan Komentar Anda.

Kunjungi pula :
Fan Page : www.facebook.com/auliarahmanpakguru
Twitter : @auliapakguru