Minggu, 15 Januari 2012

MENJADI ORANGTUA CERDAS


Oleh : Aulia Rahman, SH., CHt. IBH (Pak Guru)
Disampaikan tanggal 6 Januari 2012 di Radio Carolina Am 1080 KHz

Pernahkah Anda berpikir, apakah Anda adalah orang tua yang terbaik? Maka jawabannya Anda harus menjawab, PASTI alias tentu saja saya orang tua terbaik bagi anak saya. Kok bisa, maka alasannya mana ada sih “Harimau yang memakan anaknya sendiri”, atau mana mungkin sih kita mencelakakan anak kita sendiri. Orang tua selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi putra-putrinya, namun jangan lupa kita selalu meminta pendapat atau masukan dari anak kita. Kenyataannya banyak orang tua yang melakukan kesalahan dalam mendidik putra-putrinya karena mereka terlalu percaya diri dengan usaha yang telah lakukan.
Dalam mendidik anak ibaratnya kita sedang memenejemeni seorang artis, kita harus tahu apa kemauan artis dan kita harus selalu memperhatikan dan merawat artis tersebut, berikut ini adalah beberapa kesalahan yang harus kita hindari dalam mendidik anak Anda, mungkin diantara kesalahan-kesalahan ini ada yang sering kita lakukan :
1. Kurang Pengawasan
Menurut Professor Robert Billingham, Human Development and Family Studies – Universitas Indiana, “Anak terlalu banyak bergaul dengan lingkungan semu (tidak nyata) diluar keluarga, dan itu adalah tragedi yang seharusnya diperhatikan oleh orang tua”. Pernyataan tersebut tidak hanya dilakukan untuk anak yang sedang bermain diluar rumah namun juga untuk anak yang dalam pengawasan kita, bagaimana menyiasatinya, misalnya bila anak Anda berada di penitipan atau sekolah, usahakan mengunjunginya secara berkala dan tidak terencana. Bila pengawasan Anda jadi berkurang, solusinya carilah tempat penitipan lainnya. Jangan biarkan anak Anda berkelana sendirian. Anak Anda butuh perhatian.
2. Gagal Mendengarkan
Selanjutnya menurut beberapa psikolog dalam blog psikologi “Banyak orang tua terlalu lelah memberikan perhatian – cenderung mengabaikan apa yang anak mereka ungkapkan”, contohnya Aisyah pulang dengan mata yang lebam, umumnya orang tua lantas langsung menanggapi hal tersebut secara berlebihan, menduga-duga si anak terkena bola, atau berkelahi dengan temannya. Faktanya, orang tua tidak tahu apa yang terjadi hingga anak sendirilah yang menceritakannya. Seharusnya kita harus mampu mengolah kata, sehingga anak kita bisa menceritakan sesuai dengan apa yang kita inginkan, misalnya : ‘’Aisyah, ada apa dengan matamu??’’  dengan menggunakan nada penasaran namun tidak berlebihan untuk mengungkapkan kekhawatirannya.
3. Jarang Bertemu Muka
Kesalahan mempunyai dua sifat kesalahan besar dan kesalahan kecil, maka seharusnya orang tua membiarkan anak melakukan kesalahan kecil, dengan tujuan agar anak belajar dari kesalahan tersebut sehingga tidak terulang lagi kesalahan yang sama. Namun jangan kita membiarkan anak kita berbuat kesalahan kecil berulang kali tanpa kita dampingi, bantulah anak untuk mengatasi masalahnya sendiri, tetapi jangan mengambil keuntungan demi kepentingan Anda. Misal : tidak mau repot mendampingi anak dengan berbagai alasan.
4. Terlalu Berlebihan
Ada pepatah yang mengatakan hal yang berlebihan itu tidak baik, “banyak orang tua menghabiskan 100 km per jam mengeringkan rambut, dari pada meluangkan 1 jam bersama anak mereka”. Anak perlu waktu sendiri untuk merasakan kebahagiaan, sebab hal itu akan memacu anak memunculkan kreatifitas tumbuh kembang. Coba lihat disekitar kita, keluarga yang harmonis akan mencetak generasi yang tangguh, cerdas dan kreatif, karena didalam keluarga yang harmonis mereka mempunyai konsep mendidik anak dan perilaku berkeluarga, berbeda dengan keluarga yang tanpa konsep, maka akhirnya mereka juga kurang harmonis dalam berkeluarga.
5. Bertengkar Dihadapan Anak
Menurut psikiater Sara B. Miller, Ph.D., (Amerika) perilaku orangtua yang paling berpengaruh merusak adalah “bertengkar” dihadapan anak. Saat orang tua bertengkar didepan anak mereka, khususnya anak lelaki, maka hasilnya adalah seorang calon pria dewasa yang tidak sensitif yang tidak dapat berhubungan dengan wanita secara sehat. Orang tua seharusnya menghangatkan diskusi diantara mereka, tanpa anak-anak disekitar mereka. Wajar saja bila orang tua berbeda pendapat tetapi usahakan tanpa amarah. Jangan ciptakan perasaan tidak aman dan ketakutan pada anak. Hendaknya bila kita sedang cekcok dengan pasangan kita maka langkah terbaik yang dilakukan masuk kedalam kamar hanya berdua berdiskusi (walau dengan nada amarah) lalu selesaikan saat itu juga dan tidak membahasnya setelah keluar kamar.
6. Tidak Konsisten
Anak perlu merasa bahwa orang tua mereka berperan. Jangan biarkan mereka memohon dan merengek menjadi senjata yang ampuh untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Orang tua harus tegas dan berwibawa dihadapan anak, jangan mudah menjanjikan tanpa ada target yang jelas. Misal : anak menginginkan sepeda baru, orangtua hendaknya tidak begitu saja mengkabulkannya namun orangtua bisa menantang kembali anak dengan prestasi yang harus dia ukir, catatan kita harus melihat terlebih dahulu keuangan kita mampu tidak membelikan sepeda baru itu.
7. Mengabaikan Kata Hati
Menurut fakta, ibu dengan dua orang anak lebih sering melakukan sesuatu dengan kata hatinya, misal : “lakukan saja sesuai dengan kata hatimu dan biarkan mengalir apa adanya.‘’ pernyataan tersebut dilontarkan lantaran orangtua tersebut merasa berpengalaman karena mempunyai lebih dua anak, padahal seharusnya kita juga mendengarkan suara-suara disekitar kita. Tanpa kita pungkiri, kita akan lebih banyak mendengan sebuah solusi bermanfaat dari orang lain yang dimana mungkin solusi itu beragam dan kita dapat mengolahnya sendiri.
8. Terlalu Banyak Nonton TV
Menurut Neilsen Media Research, anak-anak yang berusia 2-11 tahun menonton TV min. 3 jam dan 22 menit siaran TV sehari. Menonton televisi akan membuat anak malas belajar. Orang tua cenderung membiarkan anak berlama-lama didepan TV dibanding mengganggu aktifitas orang tua. Orang tua sangat tidak mungkin dapat memfilter masuknya iklan negatif yang tidak mendidik.
9. Segalanya Diukur Dengan Materi
Menurut Louis Hodgson, ibu 4 anak dan nenek 6 cucu, “anak sekarang mempunyai banyak benda untuk dikoleksi”. Tidaklah salah memanjakan anak dengan mainan dan liburan yang mewah. Tetapi yang seharusnya disadari adalah anak Anda membutuhkan quality time bersama orang tua mereka. Mereka cenderung ingin didengarkan dibandingkan diberi sesuatu dan diam.
10. Bersikap Berat Sebelah
Beberapa orang tua kadang lebih mendukung anak dan bersikap memihak anak sambil menjelekkan pasangannya didepan anak. Mereka akan hilang persepsi dan cenderung terpola untuk bersikap berat sebelah. Luangkan waktu bersama anak minimal 10 menit disela kesibukan Anda. Dan pastikan anak tahu saat bersama orang tua adalah waktu yang tidak dapat diinterupsi.
Yakini setiap kekurangan dari apa yang telah kita terima dari Allah Swt adalah sebuah kelebihan yang luar biasa yang belum tentu dimiliki oleh orang lain, dan jangan memandang sebelah mata tentang segala kekurangan anak anda, semoga bermanfaat artikel ini. Salurkan masukan dan saran anda ke grup facebook di wonderful success atau klik jaringan blog kami di http://www.wonderfulsuccessmotivator.blogspot.com
http://www.rumahhypnorelaxation.co.cc
http://www.auliarahmanpakguru.co.cc

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih atas kunjungan dan Komentar Anda.

Kunjungi pula :
Fan Page : www.facebook.com/auliarahmanpakguru
Twitter : @auliapakguru